Lebih dari sekadar aktivitas untuk menghilangkan rasa lapar dan haus, makna kuliner kini telah berkembang. Menikmati hidangan bukan lagi sekadar eksplorasi cita rasa, namun kini menjadi pengalaman yang melibatkan lebih dari sekadar rasa makanan itu sendiri. Selain kualitas rasa, kenikmatan kuliner kini juga diperkaya oleh suasana dan pengalaman yang menyertainya.
Nilai-nilai seni seperti teknik memasak, nuansa restoran, hingga filosofi menu mulai jadi faktor yang memengaruhi kepuasan pelanggan dalam berkuliner. Makanya, sejumlah restoran pun kemudian saling berkompetisi menciptakan inovasi. Tak hanya lewat rasa dan penampilan makanan, melainkan juga konsep restoran dan gaya memasak.
Charkoal merupakan salah satu restoran di SCBD yang turut mewarnai industri kuliner di Jakarta dengan konsep yang unik dan menarik. Chef Owner dari Charkoal, Chef Adhitia Julisiandi, merupakan sosok cekatan yang meracik hidangan-hidangan berkarakter yang disajikan di restoran ini.
Memangnya apa sih konsep menarik dari Charkoal? Dan siapa itu Chef Adhitia Julisiandi?
Pertama, mari kita sedikit mengulas tentang nama Charkoal yang terinspirasi dari kata charcoal alias arang. Tak hanya interior ruangannya yang bernada gelap dan elegan, sifat ‘arang’ tercermin pula dalam cara memasak yang jadi kekhasan Charkoal.
Kembali ke cara memasak khas Indonesia yang belakangan mulai ditinggalkan setelah kehadiran kompor gas dan listrik, setiap sajian di Charkoal diracik dari bahan-bahan berkualitas hanya dengan menggunakan api, kayu, dan arang. Metode memasak yang jadi cerminan gaya inovatif Chef Adhit ini kerap disebut primitive-style cooking karena dilakukan tanpa menggunakan gas.
Memangnya tidak repot memasak tanpa kompor?
Primitive-style cooking bisa jadi memang terkesan lebih kompleks dari gaya memasak lainnya yang modern. Akan tetapi, kreasi-kreasi masakan yang diciptakan lewat metode ini memiliki karakter yang lebih kuat dengan aroma dan cita rasa yang unik dan menggugah seleramu, foodies. Kualitas hidangan inilah membuat Charkoal jadi salah satu restoran fine dining di Jakarta yang cocok jadi andalanmu.
Tak sembarang orang yang bisa memegang kendali di dapur dengan konsep yang unik seperti Charkoal. Sebagai sosok yang bertanggung jawab atas hidangan-hidangan di restoran ini, Chef Adhitia Julisiandi sudah membuktikan dirinya dengan pengalaman kuliner yang tak singkat. Tahun ini genap 10 tahun ia malang melintang di industri hospitality dan food and beverage.
Dalam rentang waktu tersebut, Chef Adhit telah memperdalam skill kulinernya dengan bekerja di berbagai dapur di seluruh dunia. Perjalanan karir chef ini bermula dari pekerjaan yang ia jalani di Spanyol. Chef Adhit kemudian melanjutkan kisahnya ke French Laundry, sebuah restoran ternama di Napa, Amerika Serikat.
Meski punya kemampuan dan jam terbang yang mumpuni, Chef Adhit tetap tak bosan mempelajari hal-hal baru. Sejumlah ahli kuliner seperti Thomas Keller, George Calombaris, Ferran Adria, dan Sarah Todd adalah sosok yang menjadi sumbernya menimba ilmu. Dengan bekal pengetahuan dan pengalaman mendalam itulah, Chef Adhit mencurahkan seni kulinernya pada berbagai sajian di Charkoal.
Tak sekadar mengedepankan gaya masak yang unik, Charkoal punya nilai-nilai yang harus selalu dipatuhi chef dan para stafnya demi memuaskan para pelanggan yang datang. Pertama, komponen memasak yang digunakan oleh restoran ini harus punya jaminan mutu.
Charkoal memiliki perkebunan sendiri di Bandung di mana berbagai bahan-bahan dengan kualitas terbaik dipilih sebelum dikirim dan diproses. Selain itu, tim juga secara khusus melengkapinya dengan bahan-bahan premium yang didapat dari seluruh dunia. Sebut saja Jamón ibérico Cinco Jotas, Pure Bred Wagyu Picanha, hingga Australian Murray Cod.
Dipadukan dengan metode primitive-style cooking yang unik, bahan-bahan tersebut diramu untuk menciptakan hidangan dengan rasa fantastis. Sajian yang dibuat secara presisi serta service khusus dari staf Charkoal akan menawarkan sebuah journey bagi pengunjungnya. Kamu akan dibuat menikmati detail hidanganmu dari awal hingga akhir perjalanan.
Dalam menghasilkan setiap sajian di Charkoal, Chef Adhit melakukan eksplorasi terhadap berbagai pengolahan kuliner. Dari mulai fermentasi yang akhirnya menjadi elemen kunci hidangan restoran ini, pengasapan atau smoking yang juga jadi ciri khasnya, hingga cara-cara lainnya yang meningkatkan kualitas masakan.
Persiapan dan proses memasak yang dilakukan di Charkoal tersebut mungkin terkesan rumit. Namun hal tersebut pula lah yang mampu melahirkan cita rasa kompleks yang berkarakter dan tak terlupakan. Bagi Chef Adhit, hal ini merupakan suatu kepuasan dan kebanggaan tersendiri. Apalagi, desain open-kitchen Charkoal memungkinkan para tamu untuk menyaksikan secara langsung ‘atraksi’ yang mempertontonkan skill memasaknya.
“Saya sangat bangga bisa berinovasi di Charkoal, di mana saya bisa berkarya dan mengembangkan industri kuliner di Indonesia. Di Charkoal, tamu juga bisa melihat furnace fire (tungku pembakaran), alat yang kami gunakan di restoran bisa memanaskan api hingga 700 derajat Celcius. Setiap hidangan yang dihadirkan di Charkoal bukan hanya sekedar pemuas selera, melainkan sebuah karya seni yang menggabungkan dedikasi terhadap detail dan inovasi saya,” ujarnya.
Rasa dan gaya yang autentik, dilengkapi suasana restoran yang apik jelas jadi daya tarik Charkoal dibandingkan restoran-restoran di Jakarta pada umumnya. Kalau kamu pecinta kuliner yang merindukan sensasi rasa dan aroma hidangan dengan teknik masak tradisional, Charkoal layak jadi pilihan untuk menikmatinya bersama kawan, kekasih, ataupun keluarga.
Tunggu apa lagi? Yuk lakukan reservasi sekarang dan follow Instagram Charkoal untuk terus update info terbarunya!