Apa yang ada di pikiranmu ketika mendengar kata memasak?
Kompor bukan? Tapi foodies tahu tidak sih, jauh sebelum teknologi kompor untuk diciptakan, manusia memproduksi makanan untuk dikonsumsi dengan peralatan alami penghasil api yang jauh lebih sederhana. Misalnya batu, kayu, dan arang.
Ternyata, kamu juga bisa lho menikmati sensasi masakan dengan alat-alat yang terkesan kuno tersebut di salah satu resto mewah di Jakarta? Yap! Charkoal yang berlokasi di kawasan SCBD mempersembahkan konsep masak yang unik ini khusus buat kamu-kamu yang merasa tertantang merasakan pengalaman kuliner yang tak bisa kamu dapati di restoran-restoran lain.
Memangnya apa saja sih yang bikin Charkoal begitu berbeda?
Lewat desain ruangan yang didominasi warna gelap, Charkoal membawa kita kembali ke nuansa masa lalu, di mana berbagai aktivitas dilakukan dengan bahan alami. Salah satunya adalah memasak. Saat ini, kita bisa dengan mudah mengatur intensitas api saat memasak hanya dengan memutar atau menekan knop kompor, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan di masa lalu. Tapi, keberadaan teknologi ini nyatanya tak menjamin cita rasa dari makanan yang dihasilkan.
Lalu, apakah penggunaan batu, kayu, atau arang dapat menjaminnya? Tentu saja tidak, foodies. Tapi, jika dipakai untuk memproses hidangan dari bahan yang berkualitas dan dengan teknik yang mumpuni, ‘perkakas kuno’ ini bakal memberikan rasa yang lebih kuat dan autentik pada lidahmu. Inilah salah satu keunggulan yang ditawarkan Charkoal!
Sebagai bahan bakar untuk memasak, arang menginspirasi penamaan Charkoal. Tak hanya membawa nama arang atau charcoal, restoran ini juga menjadikannya salah satu elemen paling penting dalam konsep primitive-style cooking yang jadi andalannya. Charkoal meyakini bahwa arang mampu menciptakan hidangan dengan cita rasa yang lebih intense dan mencapai deep flavor.
Arang menghasilkan temperatur yang jauh lebih panas pada proses pembakarannya, menjadikannya alat panggang yang ideal untuk menghasilkan daging yang nikmat. Suhu tinggi akan menyebabkan lemak dari daging menetes ke arang yang membara. Tetesan ini menghasilkan molekul-molekul kompleks yang terbawa oleh asap, lalu kembali melapisi permukaan daging, menciptakan aroma dan cita rasa yang khas pada makanan yang dipanggang.
Meski begitu, keunggulan arang bukan satu-satunya penentu kelezatan masakan. Bahan-bahan yang digunakan juga memainkan peran penting. Memahami hal ini, Chef Owner di Charkoal, Adhitia Pratama Julisiandi, selalu menggunakan bahan-bahan premium dari berbagai belahan dunia dalam setiap proses memasak. Selain itu, Charkoal juga mengadopsi salah satu teknik pengolahan makanan tertua di dunia yang kaya manfaat, yaitu fermentasi.
Fermentasi sendiri merupakan teknik pengawetan makanan alami yang melibatkan mikroorganisme, seperti ragi dan bakteri. Teknik ini punya kemampuan mengubah rasa, aroma dan tekstur pada makanan, serta juga memperpanjang umur makanan. Bahkan, mengonsumsi makanan yang melalui proses fermentasi konon juga memberikan dampak positif bagi kesehatan. Berbagai jenis bahan fermentasi inilah yang menjadi elemen kunci untuk meningkatkan profil rasa di Charkoal. Setiap sajian diramu dengan bahan-bahan dan teknik terbaik, melahirkan kualitas sajian tak terlupakan bagi para pengunjung.
Rasa hidangan yang fantastis tak jadi satu-satunya hal yang akan bikin kamu terkesima di Charkoal. Dengan suasana elegan di restoran ini, pengunjung akan dilayani secara personal dari awal hingga akhir. Desain open kitchen juga memungkinkan chef, staf, dan para pengunjung menyaksikan setiap komponen dan proses masak yang dilakukan. Di sini Chef Adhit akan membuatmu terkesan dengan kepiawaiannya meramu sajian fine dining yang punya cita rasa tak terlupakan.
Setiap hidangan yang dihadirkan untukmu akan disajikan secara estetik dan presisi, dan kamu bisa mengetahui secara mendetail, elemen apa saja yang ada di dalamnya. Memang apa saja sajian yang dihidangkan oleh Charkoal?
Salah satu menu favorit yang paling menonjol yang jadi favorit sang Chef Adhit adalah Murray Cod. Hidangan ini butuh waktu persiapan yang cermat dalam kurun waktu yang lama, yakni sekitar tujuh hari. Menggunakan teknik dry-aging, ikan diproses untuk mendapatkan tekstur kulit yang pas. Terakhir, hidangan disajikan bersama orange kombucha vinaigrette sauce untuk menghadirkan cita rasa yang kompleks.
Murray Cod sendiri adalah salah satu menu yang ada di kedua set course Charkoal di Season 1 ini. Yap, saat ini, ada dua set course yang bisa kamu pilih di restoran ini, yakni Degustation Menu yang terdiri dari 14 sajian, dan Chef’s Journey yang terdiri dari 17 sajian.