Sebuah capaian besar tak selalu sudah direncanakan sedari awal. Ia mungkin saja berangkat dari berbagai kebetulan di masa lalu. Setidaknya ini yang dirasakan oleh Kevin Krisna Pratama, Head Chef di FLOR, sebuah cafe berkonsep vienoserrie besutan Ismaya Group.
Perjalanan karir Chef Kevin bermula dari rumahnya sendiri. Kala itu, ibu Kevin tengah mengikuti kursus membuat beragam jenis roti atau bakery. Uniknya, di tengah perjalanan belajar, ia lebih banyak mencicipi roti-rotinya daripada berkreasi membuat. Akhirnya, berbagai pengetahuan yang telah didapatkan selama kursus tersebut dilungsurkan kepada Kevin kecil.
Ilmu-ilmu yang dibagikan sang ibu ternyata selalu menarik buat Kevin. Ia pun mulai menemukan kecintaan dalam ranah baking dan mengimplementasikannya dengan mengikuti ekstrakurikuler memasak saat mengenyam bangku sekolah. Setelah cukup percaya diri dengan kemampuannya, ia mulai membuat pastry kreasinya sendiri, dan meminta ibu dan saudara-saudaranya mencoba.
Seiring berjalannya waktu, kini kreasi Kevin tak hanya dinikmati keluarganya. Baking yang tadinya sekadar hobi lama kelamaan melekat dalam dirinya dan menjelma sebagai karir yang digeluti. Jumlah orang yang puas dengan sajian pastry buatan Kevin pun terus bertambah. Mereka silih berganti mengunjungi FLOR demi merasakan kelezatan pastry buatan sang chef.
Berkreasi dan mengoordinasi tim langsung di FLOR, Chef Kevin punya kemampuan tak terbantahkan di dunia baking. Keberanian chef muda ini untuk menuangkan ide dan pemikirannya ke dalam sajian yang memanjakan mata, jelas jadi salah satu faktor kenapa FLOR jadi salah satu pastry shop terbaik di Jakarta.
Chef Kevin memiliki passion untuk meramu berbagai bahan menjadi suatu sajian panggang yang manis, serta menjadi hidangan terbaik di kotanya. Kreasi-kreasi Kevin adalah buah dari skill dan kecintaannya pada dunia baking, serta kedisiplinan dirinya di dapur. Tak heran kan kalau produk-produk tersebut langsung jadi favorit di lidah banyak orang yang baru kali pertama mencicipi.
Kalau ditanya apa itu baking, dan mengapa kegiatan ini sangat istimewa untuk Chef Kevin, ia punya jawaban menarik. Ia mengakui mencintai kegiatan membuat pastry seperti ia mencintai momen ketika orang-orang menyukai kreasinya. Bahkan bagi Kevin, baking adalah salah satu hal yang bisa menjadi stress relief di masa-masa berat.
“Apa yang sudah kita rancang, kita put on the product. Kemudian, ketika ngeliat hasilnya stand out dan banyak orang yang menyukai tuh rasanya kaya, ‘waah’ gitu,” ujarnya.
Sebagian orang mungkin berpikir kalau pastry sangat rumit dalam proses pembuatannya. Namun, justru hal itu yang membuat Kevin tertarik. Kerumitan proses pembuatan pastry bakal menuntut keseriusan sejak awal proses. Soalnya, kalau di awal kita melakukan kesalahan, hasil yang kurang bagus baru ketahuan saat sajiannya sudah terpanggang.
Alih-alih menganggapnya menyusahkan, Kevin melihatnya sebagai suatu tantangan untuk tumbuh menjadi sosok yang lebih presisi dalam berkreasi. Apalagi, di FLOR kecekatan Kevin akan terus diuji, karena batas antara dirinya dengan tamu yang menunggu untuk mencicipi pastry buatannya hanya setipis kaca pembatas ruangan.
Dari balik kaca, para pengunjung bisa melihat sendiri secara transparan, bagaimana Chef Kevin dan timnya melakukan baking dan meramu berbagai sajian sebelum dihidangkan. Jadi, FLOR tak hanya jadi etalase untuk berbagai kreasi buatannya, melainkan juga panggung bagi Kevin untuk membuktikan profesionalismenya.
Jakarta nyatanya masih jadi barang baru buat Chef Kevin. Lahir di Tegal, ia menghabiskan masa kecil dan remajanya di Bandung dan Bali. Ketertarikan terhadap dunia kuliner, khususnya bakery menggiring Kevin untuk menempuh pendidikan di Jurusan Manajemen Tata Boga di Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali.
Usai menamatkan pendidikannya, ia mulai mengeksplorasi kemampuan di dunia profesional sejak 2017. Dari Seminyak hingga Canggu, sejumlah café dan bakery di Bali pernah jadi saksi perjalanan karir Kevin. Chef Kevin menikmati langkah demi langkah yang ditempuh dalam petualangan profesionalnya, dan itulah yang membuat dirinya istimewa.
Terus memperhatikan dan mendengarkan jadi kunci perkembangan karir Chef Kevin yang terbilang mulus. Ia masih bergairah untuk terus menjajal dan menemukan hal-hal baru yang bisa diaplikasikan di industri bakery. Pertemuan dirinya dengan sejumlah chef dari mancanegara juga memicu Kevin untuk terus belajar. Tak hanya soal berkreasi di dapur, namun juga soal budaya-budaya yang berbeda.
Meski dengan berbagai ilmu modern, berbagai hal-hal sederhana dan tradisional juga tak pernah dianggap remeh oleh Chef Kevin. Pernah suatu kali ia membuat chiffon cake dengan bermodal ‘oven tangkringan’ sebagai perkakasnya. Iya, oven tradisional yang cara kerjanya adalah dengan menaruh di atas kompor. Dengan cerdik, Chef Kevin memasukkan sejumlah batu untuk meratakan panas yang dihasilkan api dari kompor. Dan voila, kue itu pun sukses terpanggang dan jadi salah satu kreasi yang paling ia banggakan.
Bagi Chef Kevin, proses baking terasa sangat seru layaknya belajar kimia di sekolah. Ada berbagai eksperimen yang bisa kita lakukan. Beragam bahan baku bisa kita ramu dengan metode yang unik dan menghasilkan hal baru dengan rasa yang tak sama. Setiap perubahan yang dibuat akan mempengaruhi hasil akhir, sebuah pelajaran bahwa hidup harus terus diperhitungkan untuk mencapai hasil atau tujuan yang baik.