Ismaya
Thu, 31 Oct 2024

Dari Stres Kuliah Sampai KTT ASEAN, Kisah Mastermind Executive Chef BAKU, Chef Wiem Kahyang

Dari Stres Kuliah Sampai KTT ASEAN, Kisah Mastermind Executive Chef BAKU, Chef Wiem Kahyang

Jika kamu berkunjung ke restoran dengan standar tinggi atau hotel bintang lima, mungkin kamu akan menemui seorang chef profesional yang tampak begitu tenang ketika meracik dan menyajikan hidangan. Seolah mereka secara alamiah memang punya karakter yang kuat dan mampu mengatasi segala permasalahan di dapur dengan kepala dingin. Padahal, mereka juga pasti pernah loh mengalami masa stuck sehingga tertekan secara fisik dan mental.


Chef Wiem Kahyang Isha, executive chef di BAKU, pernah merasakan momen sulit ini. Saat menjalani masa perantauan untuk menempuh pendidikan di Sunrise Global Chef Academy dan Johnson & Wales University, Singapura, Chef Wiem pernah diliputi rasa takut yang mendalam akan kemungkinan tidak lulus dari pendidikan kuliner tersebut. Kecemasan itu begitu kuat hingga ia tak kuasa menahan air mata saat sedang menjalani praktik kerja di sebuah restoran, memaksanya untuk ‘bersembunyi’ di walk-in chiller guna menenangkan diri.


Sialnya, seorang rekan secara tak terduga masuk dan mendapati Chef Wiem muda yang tengah menangis. Secara spontan rekan tersebut berteriak melaporkan hal tersebut pada head chef yang bertanggung jawab di sana. Ketika akhirnya terpaksa keluar dari chiller dengan perasan masih tertekan, pimpinan tersebut menenangkan dan memotivasi Chef Wiem, mengatakan bahwa sang murid memiliki talenta cemerlang di dapur. Ia pun berharap Wiem bersabar, juga tetap semangat melanjutkan pendidikannya hingga selesai.


Ragam Kisah Chef Wiem Belajar Kuliner



Pengalaman yang bisa dibilang cukup monumental kala menempuh pendidikan di Sunrise adalah titik balik Chef Wiem Kahyang untuk lebih serius menggeluti bidang kuliner. Diakuinya, tanpa kejadian yang melahirkan keteguhan hatinya itu, mungkin ia sudah menyerah dan berhenti sekolah. Tidak akan ada Chef Wiem yang kini memimpin BAKU, salah satu restoran fine dining Asia di Jakarta yang jadi andalan ISMAYA Group.


Sebenarnya kegamangan Chef Wiem ketika menempuh pendidikan kuliner bukannya baru saat itu ia rasakan. Ayah satu anak tersebut pun mengalami kegamangan ketika pertama kali menempuh pendidikan diploma hospitality management di Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti. Ketika pertama kali duduk di bangku perkuliahan, ia bahkan tak terpikir akan terjun langsung ke dapur di masa depan. Dalam bayangannya saat itu, ia hanya berpikir akan bekerja dengan outfit penuh gaya sebagai frontliner hotel.


Meski begitu, dengan bertambahnya pengetahuan yang didapat di kampus, ketertarikan Chef Wiem pada aktivitas dapur mulai muncul dan mendominasi. Ia pun mulai punya mimpi untuk mendalami karir di industri kuliner ketika lulus. Sayangnya, setelah setahun lebih menamatkan diploma, dirinya belum beruntung mendapatkan pekerjaan. Untung saja kebaikan masih berpihak padanya, Chef Wiem kemudian menempuh pendidikan kuliner khusus di negeri singa.


Tak disangka, pengalaman itulah yang kemudian membentuk karakternya, baik secara personal maupun sebagai chef. Beban untuk menggunakan pembiayaan sang kakek sebaik mungkin memaksa dirinya untuk belajar dengan serius. Kerasnya gaya belajar di negara tersebut juga mengajari dirinya untuk menjadi seorang yang disiplin dan konsisten, terutama dalam urusan memasak. Tak heran kalau selepas lulus dari institut tersebut, karirnya di bidang kuliner pelan-pelan melejit.


Merajut Mimpi Kuliner di Tanah Air



Chef Wiem mengawali karir kulinernya di Singapura bersama Conrad Centennial Hotel. Ia kemudian pulang ke tanah air, bermukim ke Bali dan bekerja di salah satu restoran gastronomic tertua di Indonesia. Chef Wiem pun mulai dikenal di ranah kuliner, terutama bagi mereka yang bergelut di dunia hospitality. Lebih dari satu dekade ia habiskan untuk memimpin tim kitchen dan menyajikan berbagai hidangan berkualitas di hotel-hotel ternama di dalam negeri, sebut saja Raffles Jakarta, The Grove Suites dari Grand Aston, Alamana Hotel Sentul, hingga Pullman Jakarta.


Ia kemudian digandeng oleh ISMAYA pada pertengahan 2022 untuk mengepalai Mr. Fox, sebuah restoran dengan spesialisasi masakan Asia. Di sinilah ia mulai mengasah bakatnya lebih jauh. Tak hanya membuktikan lewat berbagai kreasi menu baru yang istimewa, nama Chef Wiem makin berkibar setelah dirinya diundang sebagai bintang tamu dalam salah satu kompetisi masak paling bergengsi, yakni Master Chef Indonesia. Dalam satu episode yang tayang pada Januari 2023 tersebut, Wiem memberikan contoh pada para peserta MCI Season 10, sekaligus menjadi juri pada sesi duplikasi hidangan Asia.


Tak hanya itu, masih pada tahun yang sama, ia terpilih sebagai salah satu chef Indonesia yang menyiapkan hidangan di ajang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Ke-43 untuk dinikmati Presiden Indonesia dan sejumlah tokoh internasional lainnya. Spesialisasi pada masakan Asia, terutama Asia Tenggara, serta skill tak terbantahkan jadi modal kuat Chef Wiem untuk menjajal pengalaman membanggakan itu. Asia memang jadi pilihan Wiem di dunia kuliner, karena beragamnya rempah dan bahan yang melahirkan tantangan tersendiri.

 

Keseriusannya pada masakan Asia inilah yang akhirnya membuat ISMAYA memberikan kepercayaan lebih pada Chef Wiem. Tanggung jawab diberikan padanya untuk membangun BAKU, sebuah restoran di SCBD yang punya konsep street food Asia dengan penyajian modern dan bahan premium. Salah satu menu yang populer dan direkomendasikan di BAKU adalah Bone Marrow Fried Rice. Bukan sekadar nasi goreng biasa, hidangan yang satu ini makin nikmat karena dilengkapi dengan potongan daging sapi yang dimasak perlahan, shoyu egg, dan sambal ulek. 



Sama-sama dilengkapi daging sapi, Wagyu Pho Noodles juga bisa kamu cicipi. Mi kuah khas Vietnam ini diracik dengan lidah dan buntut sapi, serta disajikan bersama tendon daging sapi dan hoisin chili. Untuk pilihan daging lain, BAKU menawarkan menu Dry Buta Ramen. Sajian khas Jepang ini ditawarkan bersama pork belly, pork head ragout, dan egg yolk, serta disempurnakan dengan siraman dashi alias sup Jepang.


Beberapa pilihan menu yang menarik, kan? Masih banyak lagi makanan bertema street food Asia yang bisa kamu nikmati di BAKU. Tak cuma rasa, penyajiannya yang ciamik juga pasti bikin kamu jatuh cinta. Yuk, langsung hubungi WhatsApp BAKU untuk pesan tempat bersantap bareng keluarga atau teman-temanmu!